JAWS kependekan dari Job Access With Speech adalah sebuah pembaca layar (screen reader) merupakan sebuah piranti lunak (software) yang berguna untuk membantu penderita tunanetra menggunakan komputer JAWS diproduksi oleh the Blind and Low Vision Group (Freedom Scientific) di St. Petersburg, Florida, Amerika Serikat.
JAWS sengaja dibuat untuk penderita tunanetra dan orang-orang yang menderita kelemahan dalam penglihatan [[(low vision)]] sehingga mereka mudah menggunakan Microsoft Windows secara personal. Dengan alat ini tentunya penderita tunanetra dan penderita lemah daya penglihatan (low vision) mudah mengakses komputer dan bahkan bisa melepaskan ketergantungan pada orang lain dalam menggunakannya. JAWS dirancang sebaik mungkin dengan mempertimbangkan banyak aspek, maka dari itu penting sekali bagi JAWS merancang alat-alat yang memudahkan bagi penderita tunanetra dan low vision.
JAWS dilengkapi dengan layar yang memiliki kemampuan untuk melafalkan teks (text-to-speech) yang ditampilkan atau ada juga yang dengan menerapkan teknologi braile display. Selain itu keyboard yang digunakan juga lebih komperhensif dengan kemampuan berinteraksi dengan monitor. JAWS juga dapat dimanfaatkan penggunanya untuk membuat scripts dengan JAWS Scripting Language, yang dapat digunakan untuk mengubah jumlah dan tipe informasi yang bisa dipresentasikan dengan banyak aplikasi.
Cara kerja
Cara kerja JAWS adalah dengan membaca semua tulisan yang muncul pada layar, JAWS membaca teks dengan logat Inggris, maka dari itu tidak mengherankan jika tulisan dalam bahasa Indonesia pun menjadi berlogat robot Inggris. Baru belakangan ini ada upaya mengindonesiakan panduan dan pembacaan teksnya. Peneliti dari ITB, memodifikasi JAWS versi 7.10. Pada prototipe ini teks yang dipindai kemudian dikonversikan oleh openbook, kemudian komputer akan membacanya kata per kata secara otomatis. Sebelumnya pun telah dimasukkan ke dalam komputer perbendaharaan kata dari kamus hingga 10 miliar kata. JAWS mampu membaca teks namun JAWS tidak bisa membaca grafik yang menyulitkan, gambar tanpa caption dan program berbasis flash.Sejarah
JAWS pertama kali dirilis pada tahun 1989 oleh Ted Henter. Ted Henter merilis alat ini untuk memudahkan dirinya yang kehilangan penglihatan pada tahun 1978 saat kecelakaan kendaraan bermotor. Di tahun 1985 Ted Henter mendapatkan investasi dari Bill Joyce senilai $180,000, Bill Joyce adalah seorang pendiri Henter – Joyce Corporation di St. Petersburg, Florida. Kemudian di tahun 1990 Joyce menjual balik perusahaannya ke Ted Henter. Di tahun 2000, Ted Henter, Joyce, Blazie Engineering, dan Arkenstone bersepakat menggabungkan perusahaan mereka yang dinamakan Freedom Scientifict.JAWS yang asli dibuat untuk MS-DOS operating system. JAWS adalah berbagai layar yang memberikan penderita tunanetra kemudahan untuk menggunakan program dalam MS-DOS berbasis teks. Keunikan [[feature]] JAWS adalah menggunakan menu cascading yang populer dalam program Lotus 1-2-3. Lalu apa bedanya screen readers saat masih dalam era macros? Perbedaanya adalah kemampuan screen reader bertambah menjadi kemampuan user interface dan kemampuan bekerja lebih baik dari aplikasi lainnya.
Ted Henter dan Rex Skipper mengkoding kode asli JAWS di pertengahan tahun 1980, kemudian di tahun 1990 Ted Henter dan Rex Skipper kembali merilis JAWS versi 2.0. Setelah menyelesaikan JAWS versi 2.0 Rex meninggalkan perusahaan Freedom Scientifict, lantas perusahan tidak tinggal diam. Perusahaan Freedom Scientifict kemudian mengajak Charles Oppermann untuk menambahkan dan memperbaiki produk. Rekan kerja Ted Henter selanjutnya adalah Oppermann, Oppermann dan Ted selanjutnya menambahkan secara reguler mulai dari fitur minor sampai mayor. Dan kemudian secara bertahap merilis JAWS versi yang lebih baru untuk MS-DOS yang kemudian ditawarkan perusahaan Freedom Scientifict secara gratis caranya adalah hanya dengan mengunduhya.
Di tahun 1993, Ted Henter dan Joyce merilis kembali JAWS versi terbaru dengan berbagai modifikasi, tentunya meningkatkan performa JAWS. Produk baru ini ditujukan bagi orang yang tidak memiliki kemampuan belajar. Produk ini kemudian dinamakan dengan WordScholar.
Sejalan dengan perjalanan waktu MS-DOS mulai ditinggalkan banyak orang karena muncul tawaran baru, yaitu Microsoft Windows. Pergeseran penggunaan MS-DOS ke Microsoft Windows memaksa JAWS screen reader dapat tetap digunakan. Opppermann memulai lagi bekerja untuk JAWS yang baru tujuannya adalah tidak hanya JAWS yang bisa dioperasikan dengan Microsoft Windows tetapi juga menyediakan fasilitas makro yang kuat. Versi test dan beta JAWS untuk Windows (JFW) ditampilkan dalam konverensi di tahun 1993 dan 1994. Sejak saat itu pengembang bernama Glen Gordon mulai mengkoding kode untuk JFW. Kemudian Oppermann diminta untuk bekerja oleh Microsoft di bulan November 1994 untuk terus mengembangkan JAWS screen reader. Januari 1995 diluncurkan kembali JAWS screen reader versi terbaru, yaitu JAWS screen reader untuk Windows 1.0.
Tabel Perkembangan Sreen Reader
Versi | Tanggal Rilis | Signifikansi Perubahan | |
---|---|---|---|
JFW 1.0 | Januari 1995 |
| |
JFW 2.0 | 1996 |
| |
JFW 4.0 | 14 September 2001 |
| |
JFW 4.5 | 30 Agustus 2002 |
| |
JFW 5.0 | 9 oktober 2003 |
| |
JFW 6.0 | 3 Maret 2005 |
| |
JFW 7.0 | 14 Oktober 2005 |
| |
JFW 7.1 | 21 Juni 2006 |
| |
JFW 8.0 | 17 November 2006 |
| |
JFW 9.0 | 19 November 2007 |
| |
JFW 10.0 | 3 November 2008 |
|
Perkembangan dan penggunaan JAWS screen reader di Indonesia
Perkembangan JAWS Screen Reader di Indonesia
Menurut Abimanyu dari Yayasan Mitra Netra penggunaan screen reader di Indonesia diawali pada tahun 1990-an. Screen reader masuk ke Indonesia dan penggunaannya dikawal oleh Yayasan Mitra Netra yang berdiri sejak 14 Mei 1991 atas gagasan beberapa tunanetra yang menyadari kesadaran untuk kemudahan akses bagi sesamanya. Karena kesadaran inilah akhirnya JAWS screen reader masuk ke Indonesia. Pada awal masuknya pemanfaatan JAWS screen reader baru sebatas pada penggunaan untuk Microsoft Office karena saat itu sistem internet belum siap dalam penggunaan JAWS screen reader. Karena harga screen reader yang cukup mahal penyebarannya di Indonesia cukup tersendat, terhitung hingga saat ini yayasan yang menyediakan akses komputer dan internet untuk tunanetra (dengan screen reader) baru dua, yaitu Yayasan Mitra Nusantara dan Yayasan Kartika Destarata. Yayasan Mitra Netra menyelenggarakan kursus komputer bicara (komputer dengan screen reader) untuk para tunanetra. Peserta kursus didominasi oleh siswa dan mahasiswa tunanetra yang sedang menempuh pendidikan secara inklusif di sekolah umum serta perguruan tinggi. Barulah pada tahun 1999, Yayasan Mitra Netra mulai merentangkan sayapnya dengan program kursus serupa di Yayasan Mitra Netra Perwakilan Bandung. Cara yang digunakan untuk memperluas akses tunanetra di seluruh Indonesia terhadap teknologi komputer dan Internet adalah melalui kerja sama dengan Microsoft Indonesia, pada tahun 2003, Yayasan Mitra Netra mendirikan Community Training and Learning Center (CTLC) di beberapa organisasi ketunanetraan dan Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk tunanetra di Jakarta, Bandung, Medan, dan Makasar. Melalui CTLC yang terdiri dari lima lembaga ini (Yayasan Mitra Netra Jakarta, Kartika Destarata Jakarta, Yayasan Mitra Netra Bandung, YAPTI Makasar dan Yapentra Medan), Yayasan Mitra Netra menyelenggarakan program pelatihan komputer bicara bagi generasi muda tunanetra.Penggunaan Screen Reader di Indonesia
Seiring perkembangannya penggunaan screen reader di Indonesia tidak lagi sebatas menjalankan aplikasi berbasis Microsoft Office, tetapi juga digunakan untuk berselancar di dunia maya. Penggunaan screen reader untuk berselancar di dunia maya sudah dilakukan Ramaditya (salah satu blogger tnanetra) sejak tahun 2003. selain itu tunanetra juga mengolah sendiri website pribadi dengan domain http://www.kartunet.com yang merupakan kependekan dari Karya Tunanetra.sumber : http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar